Mampu berbahasa Inggris ternyata harus tahu dua ragamnya, formal dan informal. Bahasa Inggris formal digunakan sebagai bahasa santun, di kantor-kantor dan di sekolah-sekolah, dalam situasi resmi, yang tidak akrab; sementara itu, bahasa Inggris informal biasanya digunakan antara orang yang akrab. Bahasa Inggris formal cenderung lebih lengkap, panjang, dan tertata rapi, sementara bahasa Inggris informal biasanaya tidak lengkap, tidak panjang, dan tidak tertata rapi: digonta-ganti, dibolak-balik, dan dipotang-potong. 'We thank you very much' adalah contoh bahasa Inggris formal, dan 'Thank you', 'Thanks', atau bahkan 'Thx' adalah contoh bahasa Inggris informal. Bahasa Inggris informal kadang disebut bahasa Inggris slang atau mari kita sebut bahasa Inggris jalanan. Bahasa Inggris jalanan biasanya mencakupi hal-hal di atas, topik-topik tabu, sumpah serapah, dan sebagainya, hal-hal yang biasanya digunakan untuk komunikasi dengan orang yang akrab atau intim. Perlukah bahasa Inggris jalanan kita kuasai?
Ada peristiwa tragis di suatu malam di jalanan di Baton Rouge, Louisiana, Amerika Serikat, di tahun 1992. Seorang mahasiswa Jepang yang belajar di Amerika, tertembak mati gara-gara bahasa Inggris jalanan ini. Mungkin berbekal bahasa Inggris pas-pasan, suatu malam mahasiswa tersebut sedang mencari rumah temannya yang mengadakan pesta. Di kegelapan malam, terdengarlah teriakan: “FREEZE!”, namun mahasiswa tersebut tidak mengerti dan malahan mungkin berlari menghindar. Terdengar letusan senjata, dan tewaslah mahasiswa tersebut. Tragis, memang.
Sebagai aksi protes, majalah Jepang Mainichi kemudian membuat judul artikel besar-besaran:
“LEARN THESE ENGLISH WORDS OR DIE!”
(“PELAJARI KATA-KATA INI ATAU MATI!”)
dan merilis beberapa ungkapan bahasa Inggris jalanan di Amerika:
“FREEZE!”
(Meaning : “Don't move or you're dead.”)
(Makna : “Awas! Jangan bergerak!”)
“DUCK!”
(Meaning : “Something is flying toward you!”)
(Makna : “Awas! Ada yang melayang!”)
“SPREAD THEM!”
(Meaning : “Raise your hands and spread your legs!”)
(Makna : “Angkat tangan! Rentang kaki!”)
“DO YOU BANG?”
(Meaning : “Are you a gang member?”)
(Makna : “Anggota gang mana?”)
“ARE YOU IN?”
(Meaning : “Are you a member of organized crime?”)
(Makna : “Ikut anggota gang, ya?”)
Dengan kadar bahaya yang lebih ringan, ungkapan-ungkapan seperti: “Fuck you!”, “I am gonna do it”, “I've gotta go”, “I wanna do it', “I cudda done it”, dan sebagainya yang kasar atau disingkat-singkat, jangan kita gunakan kepada orang asing. Wah, kita bisa konyol atau menanggung malu, karena ungkapan-ungkapan itu hanya untuk orang yang kita akrabi. Lebih baik kita tidak mengumpat atau ungkapan menjadi: “I am going to do it”, “I have gotten it”, “I want to do it”, “I could have done it”, karena kita berbicara kepada orang asing yang mungkin kita tidak akrab, apalagi orang asing yang kita baru saja ketemu. Hal yang sama terjadi pada ungkapan “Thanks!” atau “I thank you very much!”, “Hi!” atau “Hello!” Semoga bermanfaat.
DR. Jumanto, Drs, M.Pd, penulis adalah warga Taman Anyelir L-9 No.1, Perum Graha Padma, Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar