Selamat Datang di Blog Tabloid Komunitas "Padma News", perumahan Graha Padma - Semarang

Blog ini merupakan versi online dari tabloid "Padma News". Semua artikel, gambar dan foto diambil dari versi cetak. Harapan kami, setelah membaca blog ini semoga dapat menginspirasi anda untuk datang berkunjung ke lokasi perumahan kami, "Graha Padma". Sebuah mutiara di Semarang Barat, Jawa Tengah.
Hanya 5 menit dari Bandara Ahmad Yani, 20 menit ke pusat kota, 15 menit ke pintu tol Jerakah.

Konon, tinggal di Semarang bawah selalu diberi stigma 'daerah banjir' dan gersang. Mari datang dan buktikan dengan apa yang telah kami lakukan untuk mengantisipasinya :))

Kawasan permukiman ini dirancang secara profesional dengan menjaga keselarasan rumah tinggal, ruang publik (jalan, taman dll) dan lingkungan alam sekitar.

Sugeng Rawuh di Semarang, jantung Jawa Tengah.

Selasa, 25 Oktober 2011

Takut Bicara Dengan “Bule”?


Ada banyak cara untuk bisa memperlancar bahasa Inggris kita. Salah satunya adalah dengan berbicara langsung dengan native speaker atau penutur asli yang kita temui di sekitar kita. Dengan semakin banyaknya orang asing yang ada di sekitar kita semakin banyaklah kesempatan kita untuk bisa berlatih bahasa Inggris dengan para penutur asli. Akan tetapi kesempatan yang baik ini kadang kurang dimanfaatkan karena beberapa hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Hal pertama yang sering terjadi adalah ketika kita melihat seorang “bule”, kita sudah beranggapan bahwa orang bule itu pasti mahir bahasa Inggris sehingga kita langsung minder. Hal ini belum tentu benar karena tidak semua negara di Eropa menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar sehari hari, misalnya Italia, Perancis, Belanda, Belgia, Jerman, Spanyol, dll. Mungkin kemampuan bahasa Inggris mereka sama seperti kita atau bahkan tidak lebih baik daripada kita.

Masalah kedua adalah bahwa kita merasa bahwa penguasaan grammar kita tidak cukup memadai. Kalau dalam percakapan sehari-hari kesalahan gramatikal itu tidak perlu dirisaukan. Yang penting apa yang kita maksud bisa diterima dengan benar oleh lawan bicara kita. Misalnya kita mau bertanya nama, kita tidak harus menggunakan struktur yang lengkap “What is your name?” tapi kita bisa pakai “Your name?” dsb.

Masalah ketiga yaitu kita tidak punya cukup banyak kosa kata /vocabulary. Untuk berbicara dengan topik yang ringan kita tidak perlu punya banyak kosa kata. Kita cukup bicara tentang hal sehari-hari misalnya cuaca. Kalaupun kita tidak tahu suatu kata kita bisa menjelaskannya dengan cara lain misalnya gerak tubuh, gambar, dll.

Masalah keempat yaitu takut salah bicara. Dalam proses pembelajaran bahasa asing, membuat kesalahan itu adalah hal yang wajar dan tidak perlu ditakuti. Dengan kita membuat kesalahan kita akan tahu yang benar. Mereka juga belum tentu mahir berbahasa Inggris. Kita bisa belajar bersama dengan mereka.

Masalah kelima adalah kita kesulitan memahami ucapan mereka karena pengucapannya tidak jelas atau terlalu cepat. Untuk masalah ini kita bisa minta mereka untuk mengulang kata/ kalimat yang kurang jelas dengan kata “Pardon?” atau “Slower please.”

Masalah terakhir adalah kita bisa memahami kata-kata mereka tapi tidak bisa mengungkapkan apa yang ada di pikiran kita. Kita tahu maksudnya tapi tidak tahu cara mengatakannya. Nah, untuk itulah kita perlu sering praktek berbicara dengan native speaker supaya kita bisa mengungkapkan apa yang ada di pikiran kita dengan spontan. tanpa harus mentranslate dulu dalam pikiran kita.

Untuk berlatih berhadapan dengan “bule”, kita bisa memenfaatkan jejaring sosial di internet seperti facebook. Kita bisa chatting dengan penutur asli di jejaring sosial tersebut. Karena kita tidak berhadapan langsung dengan orang tersebut kita tidak akan merasa grogi. Lagi pula kita punya waktu yang cukup longgar untuk mempersiapkan pertanyaan atau jawaban kita. Bahkan kita bisa memanfaatkan fasilitas kamus online apabila kita mengalami kesulitan kosa kata. Dengan demikian, kita tidak perlu canggung atau grogi kalau menghadapi “bule”. Memang ada yang bosan karena ditanya pertanyaan yang sama berkali-kali. Ada juga beberapa pertanyaan yang mereka tidak suka misalnya tentang umur, berat badan, status perkawinan,dll. Tapi kalau kita sopan biasanya mereka akan merespon dengan baik. atau mungkin kita bisa mengajarkan beberapa kata atau ekspresi dalam bahasa Indonesia kepada mereka untuk survival. Ini merupakan simbiosis mutualistis yang menguntungkan kedua belah pihak. Selamat mencoba. Wish you luck.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar