Pertanyaan :
Saya sering membaca rubrik Bapak di tabloid ini dan saya tertarik untuk menanyakan sesuatu, tetapi pertanyaan saya ini 'berbeda' dari topik yang biasa. Apakah Bapak mau menjawabnya?. Yang ingin saya tanyakan adalah tentang psikotes.
Beberapa kali saya melamar pekerjaan dan salah satu persyaratannya adalah psikotes. Saya tidak berhasil memenuhi persyaratan ini alias selalu gagal di psikotes. Berdasarkan pengalaman ini, saya ingin menanyakan beberapa hal :
1.Materi apa saja yang diujikan dalam psikotes ?
2.Bagaimana kriteria kelulusannya ?
3.Bagaimana strategi untuk menghadapinya agar saya bisa lulus ?
Saya sangat berharap Bapak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan saya tersebut supaya saya tidak penasaran lagi.
(Totok di Tlogosari,
Jawaban :
Pertama-tama saya ingin menyampaikan rasa gembira dan kagum saya atas keberanian Mas Totok dan Mas Heru untuk menanyakan sesuatu yang 'menyimpang' dari topik yang biasa. Memang rubrik kita ini biasa diisi dengan topik seputar keluarga, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk topik yang lain seputar psikologi. Oleh karena itu, saya tidak berkeberatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Mas berdua.
Sebelum kita membicarakan tentang psikotes, saya ingin memberitahukan prinsip dasar dari seleksi itu sendiri. Pada dasarnya prinsip dari seleksi adalah mencari 'the right man on the right place' dan bila pelamar yang terpilih lebih dari yang dibutuhkan, maka prinsip berikutnya adalah mencari 'best of the best'. Untuk memenuhi prinsip tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap pelamar.
Pada dasarnya, yang kita kenal sebagai psikotes adalah alat untuk melakukan pemeriksaan secara psikologis. Seperti seorang dokter yang memeriksa pasiennya dengan stetoskop atau tensimeter, seorang psikolog akan memeriksa kliennya dengan psikotes. Dalam pemeriksaan untuk seleksi pekerjaan biasanya ada beberapa tes yang akan digunakan oleh seorang psikolog. Maka dari itu, materi tes pun beragam, ada yang mengukur kemampuan (inteligensi dan bakat), ada yang mengungkap kepribadian (tanggung jawab, kestabilan emosi, relasi sosial dan lain-lain), semangat kerja dan lain-lain. Karena psikotes itu amat beragam dan banyak, maka tes mana yang akan digunakan tergantung pada pilihan masing-masing psikolog. Biasanya materi tes ini tidak menyangkut bidang pelajaran/akademik tertentu, walaupun kadang tampaknya demikian, misalnya tes kemampuan bekerja dengan angka.
Sebenarnya, didalam psikotes tidak ada standar kelulusannya, karena psikotes bukan untuk meluluskan. Standar yang digunakan untuk memberi rekomendasi adalah tuntutan pekerjaan (job requirement) itu sendiri. Tuntutan pekerjaan yang sudah ditentukan akan memberi gambaran tentang seberapa tinggi kemampuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas/pekerjaan tersebut, gambaran kepribadian yang sesuai untuk pekerjaan tersebut dan sebagainya. Hasil tes tersebut akan dicocokkan dengan tuntutan pekerjaannya. Bila hasil tes memenuhi atau sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, maka akan direkomendasikan untuk diterima; tetapi bila hasil tes tidak sesuai atau tidak memenuhi standar tuntutan, maka akan direkomendasikan sebaliknya.
Dalam hal ini, rekomendasi yang diberikan oleh si psikolog bukan hanya mempertimbangkan kepentingan perusahaan saja, tetapi juga kesejahteraan pelamar harus dipertimbangkan. Karena kalau si psikolog mengabaikan pertimbangan kesejahteraan pelamar, dan merekomendasikan orang yang tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan, maka si pekerja akan mudah stres, karena ia harus melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan dirinya.
Hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang yang akan menjalani tes psikologis adalah :
1. Usahakan dalam kondisi yang 'fit', baik secara fisik maupun secara psikologis, dalam arti tidak dalam kondisi lelah, kurang tidur atau tegang, tetapi dalam kondisi segar dan tenang.
2. Kerjakan tes sesuai dengan perintah yang diberikan oleh instruktur, karena setiap kecurangan dalam mengerjakan tes akan merugikan si pelamar sendiri.
3. Bekerja sebaik mungkin.
Pesan lain yang ingin saya sampaikan kepada Mas Totok dan Mas Heru, juga kepada Mas atau mBak yang mempunyai masalah serupa adalah :
- Cobalah untuk mencari jenis pekerjaan yang lain, yang mungkin lebih cocok untuk diri anda.
- Introspeksi diri apakah ada sifat/karakter yang akan bisa menghambat anda bila bekerja di bidang yang anda lamar. Bila ada, ubahlah sifat/karakter tersebut. Siapa tahu sifat/karakter tersebut adalah yang menghambat anda untuk diterima.
Semoga jawaban dan pesan saya ini dapat memuaskan anda berdua dan saya berharap ini akan membantu anda untuk lebih mudah dalam mendapatkan pekerjaan.
Selamat bekerja.
( Drs. George Hardjanta, Msi, Staf Pengajar Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Soegijapranata,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar